15 Juli 2009

FOTO TERBARU

1 komentar
















































07 Juni 2009

URGENSI AQIDAH AKHLAQ DALAM TATANAN SOSIAL oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar
Firman Allah dalam surat yunus ayat 57:
“Wahai manusia, telah datang kepada kamu (Qur’an) sebagai pengajaran dari Tuhanmu, obat bagi (penyakit) jiwa dan petunjuk serta rohmat bagi orang-orang yang mukmin.”

Berbicara masalah tatanan sosial, maka tidak terlepas dari kehidupan manusia, yang seringkali dijangkiti dengan berbagai penyakit yang disebabkan oleh banyak faktor. Diantaranya: faktor budaya, perkembangan peradaban manusia, kebebasan yang tak terkendali, serta kebutuhan hidup yang tak terkontrol.

Karena itu, maka tidaklah mengherankan jika dalam kehidupan manusia seringkali dijumpai beragam penyakit: baik itu berkaitan dengan dunia narkoba, free-sex ataupun adanya penyakit hati seperti: penyakit serakah, angkuh, egois, ataupun seseorang yang menghalalkan segala cara tanpa perduli benar/salah-haram/halal-baik/buruk.

Melihat fenomena diatas maka aqidah akhlaq menempati posisi yang terpenting dalam tatanan kehidupan yaitu sebagai alat pengendali, pengekang, pengontrol, evaluator sekaligus sebagai penyelamat dari tatanan yang salah, pilihan yang tidak benar, serta kehidupan yang tidak terkontrol.

Jika kita mau jujur, maka kita akan menyadari bahwa rusaknya tatanan kehidupan ini disebabkan oleh rusaknya aqidah dan akhlaq manusia. Maka aqidah akhlak menjadi sangat penting karena bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah yang mencakup berbagai tatanan yang berkenaan dengan semua aspek kehidupan manusia. Antara lain:
  1. Perbaikan tentang aqidah
  2. Perbaikan tentang ibadah
  3. Perbaikan tentang akhlaq
  4. Perbaikan masyarakat
  5. Perbaikan tentang politik
  6. Perbaikan ekonomi
  7. Perbaikan tentang kedudukan wanita
  8. Perbaikan mengenai peperangan
  9. Memberantas perbudakan
  10. Memerdekakan akal pikiran
  11. (Prof. Abdul Adzim Azzarqoni. Maha Guru Ilmu Al-qur’an dan hadits Univ. Kairo, Mesir)
Belum lagi khusus tentang akhlaq yang meliputi:
  1. Akhlaq terhadap Allah
  2. Akhlaq terhadap diri sendiri
  3. Akhlaq terhadap keluarga
  4. Akhlaq terhadap masyarakat
  5. Akhlaq terhadap lingkungannya
Suatu contoh dalam satu sudut terbatas misalnya; akhlaq terhadap diri sendiri yang paling tidak mengandung unsur:
  • Sabar (Lihat surat Al-Baqoroh:153)
  • Syukur (Lihat surat An-nahl: 14)
  • Tawadhu’ : Rendah hati/tidak sombong. (Lihat surat Al-luqman:18)
  • Benar (Lihat surat at-taubah: 119)
  • ‘Iffah : yakni menahan diri dari yang terlarang.
  • Khilman : menahan marah.
  • Amanah : dapat dipercaya
  • Syaja’ah : berani karena benar
  • Qona’ah : merasa cukup dengan apa yang ada
Kiranya pembahasan ini tidak cukup sampai disini. Masih banyak alasan yang harus kita ketahui akan pentingnya aqidah-akhlaq dalam tatanan kehidupan manusia.
Mudah-mudahan catatan sederhana ini bermanfaat (Aamiin). Selebihnya kita harus memenuhi perintah Allah SWT yang berbunyi: “IQRO’ (Bacalah!).”

GHODOB, HASAD, GHIBAH, NAMIMAH oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar
Ada beberapa sifat/ karakter yang harus kita hindarkan:
  1. Ghodob (marah)
    • Menurut bahasa: keras, kasar, padat.
    • Menurut istilah: sikap seseorang yang mudah marah karena tidak senang terhadap perlakuan atau perbuatan orang lain, mudah tersinggung. Amarah selalu mendorong manusia bertingkah laku jahat dan buruk. Seseorang pemarah tergolong lemah imannya, karena berpandangan picik, tidak dapat mengendalikan nafsu, sebaliknya seseorang yang berpandangan luas, ia akan dapat mengendalikan nafsunya dan bersikap arif dalam menyelesaikan masalah.

    Rasulullah SAW bersabda:
    “Sebenarnya marah itu dari setan, dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api dan api itu dapat dipadamkan dengan air, maka jika salah seorang diantara kamu marah, hendaklah wudlu.”

    Jika tidak dilalukan, marah akan menghilangkan akal yang sehat, tidak memaafkan walau sekecil apapun kesalahan orang lain. Padahal pemaaf adalah yang baik.
    Firman Allah surat Ali Imran ayat 134:
    “… dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang yang berbuat baik.”

  2. Hasad (dengki) secara bahasa berarti menaruh perasaan benci, tidak suka karena iri yang amat sangat akan keberuntungan orang lain atau secara istilah usaha seorang untuk mempengaruhi orang lain untuk membenci keberuntungan orang yang tidak ia sukai. Penyakit hasud ini karena adanya permusuhan atau persaingan untuk saling menjatuhkan. Maka penyakit hasud ini adalah merupakan penyakit rohani yang sangat berbahaya, apabila dibiarkan akan dapat merusak dan menghilangkan semua amal.

    Nabi Muhammad SAW bersabda:
    “Jauhkan dirimu dari sifat hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan ibarat api memakan kayu bakar”

    Firman Allah surat Al Falaq ayat 1–5:
    Artinya:
    Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki".

    Karenanya penyakit hasad ini haruslah kita hindari. Gagal dalam usaha, kalah dalam pertandingan, tersingkir dalam persaingan jangan sampai membuat hati sakit tetapi hendaklah berpulang kepada Allah sebagaimana firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 159:
    “… Maka apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

  3. Ghibah dan Namimah
    Dalam bahasa ghibah berarti menggunjing, membicarakan kejelekan dan kekurangan orang lain di dalamnya satu keinginan untuk menghancurkannya. Berbeda dengan melaporkan pelaku kejahatan kepada penegak hukum.

    Firman Allah SWT surat Al-Hujurat ayat 12:
    “… Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. …”

    Sedang namimah adalah merupakan penyakit rohani yang tidak kalah besar akibat buruknya dari penyakit rohani yang lain. Karena namimah bersifat fitnah dan adu domba. Bisa membuat pertikaian perorangan antar kelompok, bahkan bisa menumbuhkan peperangan antar negara, saling membunuh satu sama lain karena namimah.

    Dalam kitab Riadhus Shalihin disebutkan bahwa:
    “Namimah adalah merekayasa omongan untuk menghancurkan sesama manusia”

    Allah berfirman dalam surat Al-Qolam ayat 10-13:
    “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian kemari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain itu (juga) terkenal kejahatannya…”

    “Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Rasulullah SAW melewati dua makam, lalu Nabi bersabda. Sesungguhnya dua orang yang ada di kubur ini disiksa. Salah seorang diantaranya disiksa karena selalu mengadu domba (menebar fitnah) dan yang satu lagi karena tidak bersih ketika bersuci (dari buang air kecilnya).”
    (H.R. Bukhari Muslim)
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah.
Kita memohon kehadirat Allah agar dihindarkan dan dijauhkan dari penyakit Ghodob, Hasad, Ghibah dan Namimah, agar kita terhindar dari siksa dan selamat fiddunya wal akhirah. Aamiin ya mujibassailin.

HAKIKAT KETAQWAAN oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar
Firman Allah surat Yunus: 62 – 64 yang artinya:
“Ketahuilah! Sesungguhnya wali-wali Allah, tidak ada kebimbangan (dari sesuatu yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita. (Wali-wali Allah itu ialah) orang-orang yang beriman serta mereka pula senantiasa bertaqwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.”

Hakikat taqwa diantaranya
“Bahwa manusia takut (untuk melaksanakan) hal-hal yang dimurkai oleh Allah, dan takut kepada hal-hal yang merusak dirinya sendiri dan merusak orang lain”

Hadirin.
Jika diibaratkan taqwa itu laksana air yang jernih yang berfungsi memberi kenikmatan dan kebahagiaan kepada makhluk, zatnya sendiri bersih dan bisa membersihkan benda-benda yang lain. Demikian juga seharusnya orang yang bertaqwa itu. Siapapun orangnya dan dalam kedudukan apapun, dapat memberikan manfaat pada dirinya dan kepada orang lainnya. Sebagai suatu contoh hubungan taqwa dalam beberapa aspek kehidupan antara lain:
  1. Taqwa dan Keadilan
    Hal ini terlepas dari penegakan hukum.
    Menerapkan keadilan adalah sesuatu yang esensial dan sangat erat dengan taqwalloh.
    Firman Allah surat Al-Maidah ayat 8 yang artinya:
    “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua senantiasa menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan karena Allah, lagi menerangkan kebenaran; dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan. Hendaklah kamu berlaku adil (kepada siapa jua) karena sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan”

    Ayat-ayat di atas menunjukkan kepada manusia, utamanya penegak hukum, agar berlaku adil untuk tercapainya kebenaran dan kedamaian serta ketenangan.
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Sesungguhnya kehancuran umat-umat terdahulu ialah karena mereka menjatuhkan hukuman terhadap pencuri-pencuri yang lemah (kecil) dan mereka membiarkan saja pencuri-pencuri kaliber besar. Demi amanah yang saya pegang. Jika putri saya Fatimah mencuri, niscaya akan saya potong lengannya”

  2. Taqwa dan Menepati Janji
    Orang yang bertaqwa senantiasa memenuhi janji.
    Firman Allah surat Ali Imran ayat 76:
    “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya) dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa”

    Menyalahi janji adalah sifat yang keluar dari orang-orang yang bertaqwa, bahkan merupakan salah satu ciri dari sifat orang munafik. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
    Ada tiga tanda-tanda munafik, yaitu: (1) Apabila dia berbicara, berbohong. (2) Jika dia berjanji, mengingkari. (3) Kalau dipercaya, khianat.

  3. Taqwa dan Jalan Keluar
    Dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan masyarakat sering terjadi hal-hal yang meresahkan, kesulitan demi kesulitan, pikiran buntu, ekonomi kacau, jalan keluar tidak kelihatan. Saat-saat yang demikian, jika kita tidak memiliki landasan tempat berpijak, maka mudah sekali timbul keputusasaan, kemarahan yang menyebabkan akal budi tidak sehat, sehingga berperilaku tidak sehat pula. Maka taqwallah adalah jalan keluarnya.
    Allah berfirman dalam surat At-Thalaq ayat 2-3:
    “…Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar (dari kesulitan yang dihadapi). Dan .memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah akan mencukupi (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Hadirin.
Masih banyak lagi hubungan taqwa dengan keperluan hidup kita. Dengan demikian kita sadar taqwallah adalah segala-galanya. Mudah-mudahan paparan sekelumit ini membawa jalan kebenaran bagi kita disertai anugerah dan ridha Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

DO'A ADALAH INTI IBADAH oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar
Di dalam kehidupan, manusia memerlukan landasan untuk menentramkan jiwanya, atau tali yang menjadi harapan pegangannya. Landasan dan tali yang dimaksudkan adalah “do’a”.

Berdo’a adalah suatu kebutuhan rohaniah yang dibutuhkan manusia dalam kehidupan ini lebih-lebih tatkala kesusahan, kesulitan dan malapetaka. Dan juga merupakan obat penyakit rohaniah, berupa penyakit takut, cemas, susah, ragu-ragu dan sebagainya.

Kebanyakan manusia baru berdo’a jika ditimpa kesusahan dan kemalangan tetapi ketika situasi tenang beroleh nikmat, jangankan berdo’a malah melupakan Allah SWT.

Tabiat manusia seperti ini telah dituangkan dalam Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 51:
“Apabila kami berikan nikmat kepada manusia, dia memalingkan diri dan berlaku sombong, tapi apabila bahaya datang menimpanya, dia berdo’a panjang lebar”.

Padahal sikap mu’min yang baik haruslah berdo’a saat senang atau susah. Rasulullah SAW bersabda:
“Do’a itu merupakan inti ibadah”

Manusia yang tidak mau berdo’a termasuk manusia yang sombong. Firman Allah surat Al-Mu’min ayat 60:
“Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Kukabulkan. Sesungguhnya orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina”

“Mintalah kalian kepada Allah dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah senang (jika) senantiasa diminta”. (H.R. Tirmidzi dan Abu Nuaim)

“Siapa yang tidak berdo’a kepada Allah, maka Allah murka kepadanya” (At Tirmidzi)

Hendaknya kita katakan tentang do’a bahwa:
  1. Allah Maha Kaya dan tidak habis-habisnya sekalipun seberapapun do’a manusia, maka Allah senantiasa senang diminta.
  2. Allah SWT sangat benci terhadap orang yang tidak suka berdo’a.
  3. Meyakini dengan hati bahwa do’anya akan dikabulkan.
    “Maka jika kalian mohon kepada Allah ‘Azza Wajalla: wahai manusia, mohonlah langsung kehadirat-Nya dengan sepenuh keyakinan bahwa do’a kalian akan diperkenankan, karena Allah tidak memperkenankan do’a hambaNya yang keluar dari hati yang lalai. (H.R. Ahmad).
  4. Berdo’a dengan rendah hati, dengan lembut, rasa takut dan penuh harap.

    “Berdo’alah kepada Tuhan dengan rendah hati dan suara lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas” (Al-A’raaf ayat 55)

    “Dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut dan sungguh-sungguh (berharap akan diterima). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Al-A’raaf ayat 56)

    Di dalam Hadits Qudsy juga diterangkan:
    “Tuhan kita turun setiap malam ke langit dunia, ketika tinggal sepertiga malam terakhir, Dia berfirman: Siapa yang memohon kepadaKu, Aku akan memperkenankan, siapa yang meminta kepadaKu, Aku akan memberinya, siapa yang memohon ampunanKu, Aku akan mengampuninya.

    “Ya Allah berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kedua orangtuaku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridloi, dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang sholeh” (An-Naml ayat 19)

UNSUR-UNSUR KEKUATAN ISLAM oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar

  1. Komitmennya terhadap Islam
    “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas, lagi Maha Mengetahui.” (Al-Maidah: 54)

  2. Kualitas sikap:
    1. Dengan kekuasaan
    2. Lisan atau tulisan
    3. Hati
    “Siapapun diantara kamu yang melihat kemungkaran hendaklah diubah (distop) dengan tangan (kekuasaan) jika ia tidak mampu, dengan lisan, jika tidak mampu juga, dengan hati, namun yang demikian itu termasuk iman yang paling lemah” (Al-Hadits).

  3. Motivasi perilaku:
    1. Ikhlas
    2. Tidak riya'

    “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
    (Al Bayyinah: 5)

    “Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya.” (Al-Baqarah: 207)

    “Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allahlah yang memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu, melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedangkan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.”
    (Al-Baqarah: 272)

    Jika didasari karena riya’, Allah berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 38 yang artinya:
    “Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya’ kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.” (An-Nisa’: 38)

  4. Kemampuan melaksanakan amal:
    1. Melaksanakan keseluruhan syariat.
    2. Hanya sebagian-sebagian.
    3. Atau mengaku Islam tidak melakukan syariat.


KESEMPURNAAN IBADAH PUASA oleh UST. H.M. FARCHAN

0 komentar
Supaya puasa dapat sempurna sesuai dengan tujuan puasa maka perlu diikuti petunjuk-petunjuk ini :
  1. Makanlah sahur.
    1. Hadits riwayat Bukhari Muslim
      "Makan sahurlah kamu, sesungguhnya makan sahur itu ada keberkatan."
    2. Hadits riwayat Ibnu Khuzaimah
      " Bantulah puasamu di siang hari itu dengan makan sahur dan sembahyang malam dengan tidur siang."
  2. Segeralah berbuka puasa sesudah tepat waktunya.
    Hadits riwayat Bukhari, Muslim, Tirmidzi
    " Senantiasa manusia akan mendapat kebaikan selama mereka mau menyege-
    gerakan berbuka dan mengakhirkan sahur."
  3. Mandi hadats besar (junub) sebelum fajar.
    Agar dapat melaksanakan ibadah dalam suasana suci.
  4. Banyak membaca Al Qur’an.
    Hadits riwayat Bukhari Muslim dari Ibnu Abbas
    " Sesungguhnya malaikat Jibril senantiasa datang kepada Nabi SAW. pada setiap malam (Ramadhan) lalu menyimak Al Qur’an di hadapan Nabi SAW."
  5. Menjaga lidah dari perkataan dusta, mengumpat, mengadu domba, mencaci maki dan berbuat dosa.
    Hadits riwayat Bukhari
    "Barangsiapa tidak mau meninggalkan omongan (dusta) dan berbuat dosa, maka Allah tidak memerlukan dia untuk meninggalkan makanan dan minumannya."
  6. Jangan keluar batas, jangan cepat marah, naik darah, dimana anda sedang berpua
    sa, maka katakanlah kalau ada sesuatu yang tidak enak ‘saya sedang puasa’.

  7. Hendaklah orang yang berpuasa keluar dari puasa dengan membawa lambang taqwallah.
  8. Menjaga / manahan nafsu.
  9. Memakan makanan yang halal termasuk dari hasil yang halal.
  10. Perbanyak shodaqoh.
    Hadits riwayat Bukhari Muslim
    "Rasulullah SAW. adalah orang yang paling gemar kepada kebajikan, lebih-lebih di bulan Ramadhan."
  11. Beriktikaf di masjid, mengerjakan shalat, termasuk tarawih.
  12. Ketika berbuka membaca yang artinya:
    "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
    Ya Allah, karena Engkau aku berpuasa, dan dengan rezeki yang Engkau berikan aku berbuka, Maha Suci Engkau dan Maha Terpuji. Ya Allah, terimalah dari aku (puasaku), bahwasanya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Hal – hal Yang Berkenaan Dengan Puasa :
  1. Hukum puasa.
    Wajib ‘ain bagi setiap muslim yang mukallaf.
  2. Puasa diwajibkan :
    Pada tahun ke-2 Hijriyah.
  3. Kedudukan niat : puasa tidak sah tanpa niat (sebelum subuh).
  4. Syarat wajib puasa.
    Islam, baligh, sehat akalnya, bersih dari haid, nifas dan melahirkan anak, kuat dalam menjalankan puasa, sehat dan tidak dalam bepergian.
  5. Yang mambatalkan puasa :
    1. Puasa menjadi sia-sia apabila ada sesuatu betapapun kecilnya masuk ke dalam perut secara sengaja melalui saluran yang normal seperti : mulut, hidung dan telinga, demikian juga mata (termasuk sisa-sisa makanan, berkumur berlebihan, dan lain-lain.
    2. Sesuatu yang keluar dari mulut, seperti muntah dengan sengaja.
    3. Bersetubuh (hubungan suami-istri)
    4. Mengeluarkan mani (inzal) dengan sengaja.
  6. Hal-hal yang tidak membatalkan tetapi makruh.
    Mengunyah atau mencicipi makanan lalu dibuang.
  7. Hal-hal yang diharamkan, diantaranya :
    Memandang wanita dengan nafsu birahi (termasuk film-film porno).
  8. Hal-hal yang tidak membatalkan :
    1. Masuknya sesuatu ke dalam perut tanpa sengaja.
    2. Tertelannya air liur.
    3. Tertelannya sisa-sisa makanan tanpa sengaja.
    4. Makan karena lupa.
  9. Puasa menjadi sah jika tetap melaksanakan shalat lima waktu.
    Hendaklah diketahui bahwa tulisan ini ditulis dengan secara global sebagai pedoman untuk dapat sempurnanya ibadah puasa kita. Selebihnya merupakan kewajiban kita untuk mengkaji lebih dalam dengan banyak membaca di dalam kitab-kitab fiqih bab puasa. Anjuran membaca sebagaimana firman Allah Swt. dalam ayat pertama yang diturunkan, adalah " Iqra’ ", artinya bacalah. Dan seterusnya sebagaimana tercantum dalam surat Al-'Alaq. Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat.

    17 April 2009

    Pengajian Ahad

    9 komentar
    Pengajian ahad pagi dimulai dengan pembacaan wirdullathif yang dipimpin oleh Ust. H.M. Farchan. Adapun bacaan wirdullathif bisa anda lihat di bawah ini.


















    Pengajian diakhiri dengan membaca do'a berikut ini.




    12 April 2009

    Pengajian Ahad, 12 April 2009 yang diasuh oleh Ust. Habib Muhammad Bin Anis Shahab)

    0 komentar

    MAJLIS TA'LIM DAN MAULID AHAD PAGI
    MASJID JAMI' BABUSSALAM
    LAWANG

    Jl. Kauman No. 01 Lawang 65211 ( 0341 ) 427084, 424836
    e-mail: masjid_babussalam@yahoo.co.id
    __________________________________________________________________


    Do'a dan pujian rasa syukur kepada Allah


    Artinya:
    "Ya tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri ni'matMu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridhoi, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepadaMu, dan sungguh aku termasuk orang-orang yang muslim." (Al-Ahqaf: 15)

    Shalawat agar diberikan lancar rizqi dan akhlak yang baik

    Artinya:
    "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, shalawat yang dengannya Engkau perluas rizqi kami dan dengannya Engkau perbaiki akhlak kami, serta limpahkanlah shalawat dan salam kepada keluarga dan para sahabat beliau SAW."

    Terjemahan sebuah hadits qudsi

    Allah berfirman:
    "Wahai anak Adam, engkau telah Aku ciptakan untuk mengabdi kepadaKu, jangan lalai! Dan telah Aku bagikan rizqi untukmu, jangan bersusah payah. Dan jangan berangan-angan secara berlebihan dan jangan menggerutu merasa kekurangan. Jika kamu rela dengan pembagian dariKu, jiwa dan ragamu akan bahagia dan tenang dan kamupun terpuji. Dan sebaliknya bila kamu tidak rela (dengan pembagian dariKu), maka demi keperkasaan dan keagunganKu akan Aku timpakan kehidupan duniamu dengan derita laksana seekor binatang buas yang mengejar mangsanya di padang gersang, dan itupun engkau tidak akan memperoleh sesuatu kecuali apa yang telah Aku persiapkan menjadi bagianmu, dan engkau tercela olehKu.
    Wahai anak adam, ketahuilah bahwa Aku menyayangimu, dan seharusnya engkau mencintaiKu, dan itu adalah hakKu!
    Wahai anak adam, jangan meminta rizqi dariKu untuk esok hari, seakan Aku tidak akan menuntut amalanmu hari esok..
    Wahai anak adam, ketahuilah bahwa rizqi bagi mereka yang ingkar dan membangkang kepadaKu di dunia tak pernah Kulupakan, bagaimana mungkin Aku melupakan mereka yang taat kepadaKu?!"

    03 April 2009

    FOTO-FOTO BANGUNAN MASJID BABUSSALAM LAWANG

    1 komentar
    BAGIAN DEPAN MASJID











    KUBAH





    LANTAI I

























    TEMPAT PENITIPAN SANDAL




    TEMPAT WUDHU LAKI-LAKI



    TEMPAT WUDHU WANITA





    LANTAI II





















    MAKET MASJID BABUSSALAM



    TAMAN YANG SEDANG DIBANGUN



     

    Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id